Jumat, 24 September 2010

"Membongkar Gurita Cikeas" Jilid II

Laporan: Teguh Santosa

GEORGE JA/IST
  
RMOL. Di tengah sakit jantung dan darah tinggi yang dideritanya, corruption investigator George Junus Aditjondro tengah berjuang menyelesaikan jilid kedua “Membongkar Gurita Cikeas”.
“Buku ini akan dua kali lebih tebal dari jilid pertama,” ujar George Junus Aditjondro yang tadi malam juga menghadiri “halal bihalal plus” di kediaman ekonom senior Rizal Ramli di Jalan Madrasah, Jakarta Selatan tadi malam (Senin, 20/9).
Sejauh ini, sambung George, 70 persen bahan untuk jilid kedua MGC ini telah terkumpul di laptopnya. Dia membutuhkan waktu sekitar dua minggu penuh untuk merampungkan penulisan.
“Nanti akan dicetak dengan hard cover,” imbuhnya.
Salah satu bagian di dalam buku itu mengupas cara-cara ilegal untuk memenangkan pemilihan umum. George telah mengunjungi sejumlah daerah pemilihan politisi-politisi Partai Demokrat dan menemukan kejanggalan dan jejak money politics di sana.
Dia juga mengatakan, dalam pemilihan presiden yang lalu sejumlah bank swasta besar yang sahamnya dimiliki oleh pihak asing juga memberikan donasi kepada tim sukses SBY. Hal itu tentu saja melanggar aturan, katanya.
George membandingkannya dengan donasi yang pernah diberikan pemilik Lippo Bank James Riady kepada kubu Bill Clinton dalam pemilihan presiden Amerika Serikat 1996 lalu. James Riady akhirnya dinyatakan bersalah dan dijatuhi hukuman kerja sosial. Sementara di Indonesia, hal seperti itu walaupun melanggar peraturan tidak mendapat sanksi hukuman.
Bagian lain di dalam jilid kedua MGC akan memuat cerita sejumlah aktivis gerakan mahasiswa yang telah didekati SBY saat dia menjabat sebagai Danrem di Jogjakarta. Aktivis-aktivis itulah, masih kata George, yang kini mendampingi SBY di Istana.
George pun tidak mau lagi menyebut SBY sebagai Presiden Indonesia.
“Saya menyebutnya orang yang menyebut dirinya sebagai presiden. Mengapa? Karena pilpreas tidak benar dan kemenangannya diperoleh dengan cara ilegal.
Dalam kesempatan tadi malam, George juga mengedarkan beberapa eksemplar buku terbaru yang ditulisnya di tengah sakit yang dideritanya. Buku berjudul “Pragmatisme: Menjadi to sugi dan to kapur di Toraja” bercerita tentang jejaring korupsi yang juga melibatkan pranata adat dan lembaga keagamaan di Tana Toraja.

Kode iklan, banner, pesan atau apapun di pasang disini!

0 komentar:

Posting Komentar

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified